Kamis, 05 Juni 2014

Ketika kenangan menjadi seongggok sebu

Aku tau, aku bukan sesosok peri dari kahyangan
Aku tau, aku bukan sesosok malaikat dari surga
Aku tau, aku hanya sesosok insan yang penuh dengan coretan luka
Aku tau, aku hanyalah seuntai debu di mata mu kini
Wahai teman, ingatkah dulu ketika dulu kita bermain dibawah terik panas sang cahaya ?
Ingatkah dulu ketika engkau, aku, mereka bercanda bersama?
Ingatkah engkau wahai temanku ?
Oh yaa..
mungkin semuanya
hanya lah debu dimata mu
Hanya lah cerita usang yg tak pantas disimpan di memori terdalam
Semuanya hanya sebatas hanya !!!
Teman, aku disini tetap ingin menjadi aku yg dulu
Mereka disana tetap ingin menjadi mereka yg dulu
Namun
Apakah yg kau inginkan teman ?
Akankah kau tetap ingin menjadi engkau yg dulu ?
Atau yg kau inginkan hanya mengubah semuanya menjadi seonggokan sebu ?


Posted via Blogaway

Senin, 08 Oktober 2012

kloning

A.              KLONING
Oleh : SATRI DARNI
NIM : 1205136535

Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampumemduplikasi makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengannama teknologi kloning. Secara harfiah, kata “klon” (Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik. Kloning itu sendiri telah berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan yang terjadi tepatnya pada era 90-an yaitu pada tanggal 5 Juli 1996. Seekor Domba melahirkan seekor anak yang pada prosesnya tidak nampak ada suatu keistimewaan dan berlangsung secara normal. Kemudian seekor Domba betina yang lucu lahir dan diberi nama Dolly (diambil dari penyanyi country Inggris, Dolly Parton). Namun, perhatian istimewa segera hadir sesaat pengumuman secara resmi yang dilakukan tujuh bulan kemudian  di Institut Roslin, Skotlandia, 24 Pebruari 1997. Dua hari kemudian diulas di majalah ilmu pengetahuan bergensi, Nature, 26 Pebruari 1997. Keistimewaannya muncul dari kenyataan bahwa Dolly hadir dari proses yang melibatkan banyak campur tangan manusia.  Sedangkan pada manusia ternyata kloning juga berhasil diterapkan yaitu manusia kloning pertama di dunia yang bernama Eve yang lahir pada 26 Desember 2002 yang diciptakan oleh Klain Clonaid perusahaan Biotek di Bahama (sebuah perusahaan yang didirikan oleh sekte keagamaan Paelins). Eve merupakan bayi kloning pertama yang lahir dari 10 implan. Dari ke-10 implan tersebut, 5 produk implan itu gagal, dan kelahiran ke-4 bayi yang lainnya menyusul setelah selang waktu tertentu dari Eve.
Keberhasilan kloning dari sel domba dan sel manusia itu menjadi contoh paling dramatis penemuan ilmu pengetahuan yang segera menjadi isu publik. Berbagai reaksi dengan pro dan kontra segera berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Terobosan keilmuan ini segera mengundang reaksi dari setiap masyarakat agamawan diseluruh dunia. Hamad Ahmad Chebli, Imam Masyarakat Islam Jersey Pusat, meyakini kemungkinan pengklonan manusia merupakan suatu penghujatan terhadap Tuhan. "Islam tidak menganjurkan kloning sama sekali," ujar Chebli. "Kehidupan adalah ciptaan Allah; tak ada perlunya bagi ummat manusia bermain-main dengan jenis ilmu pengetahuan ini." Sementara pandangan di kabinet Mesir terbagi atas riset kloning ini bahwa para petinggi keagamaan tidak dapat menerimanya sementara Menteri Kesehatan mengatakan bahwa itu merupakan suatu isu ilmiah yang tidak ada sangkut-pautnya dengan Islam. "Eksperimen kloning pada manusia adalah haram dan ditolak oleh masyarakat, agama dan moralitas," kata Menteri Urusan Agama Mahmud Hamdi Zakzouk pada pertemuan kongres politik Partai Demokratik Nasional yang berkuasa. Tapi Menteri Kesehatan Ismail Sallam mengatakan pada kongres bahwa kloning merupakan suatu prosedur ilmiah murni yang tidak merusak penciptaan. "Kita sedang menggunakan sel-sel hidup yang Allah ciptakan dan bahwa itu telah diatur oleh hukum-hukum ketuhanan untuk kehidupan," katanya sebagaimana dikutip. Pendapat – pendapat lain pun bermunculan seperti Suster Jeanne Goyette dari Pusat Katolik pada kampus College Avenue, percaya bahwa berita ini merupakan suatu langkah awal dalam pemajuan sumber daya manusia, jika pengetahuan tersebut digunakan dengan cara yang benar. "Mungkin ada beberapa manfaat dalam mengkloning mamalia, seperti untuk pengembangan dalam kedokteran," katanya. Meskipun adanya kemungkinan penggunaan secara genetis mamalia yang diklon dan untuk mengobati penyakit manusia, dia berharap ini akan tetap menjadi tujuan para ilmuwan dalam menggunakan teknologi tersebut. "Mereka harus sangat berhati-hati dalam bidang ini," lanjutnya. "Harus ada kode etik, dan tujuan-tujuannya harus dinyatakan secara jelas."    Goyette juga menekankan bahwa tak ada manfaat secara genetis dalam mereproduksi manusia. "Dari perspektif seorang Kristen, saya menyamakan ini dengan manusia-manusia yang ingin mencoba memainkan peran Tuhan," Didier berkata. Dia lebih senang melihat isu ini dari perspektif seorang penganut Tao. Dalam Taoisme  populer, terobosan ini dapat dilihat sebagai pengendalian alam. Menurutnya, dalam strata intelektual Taoisme, kloning setiap binatang akan berintereferensi dengan sifat alamiah kehidupan, dan itu baik secara moral maupun etika tak dapat ditolerir. "Itu hanyalah kebodohan semata," kata Didier. "Saya tidak melihat adanya manfaat yang mungkin dari teknologi in. Beberapa pribadi acuh-tak-acuh dengan bidang ini.  Casey Corcoran , seorang penganut Budha Zen dan seorang mahasiswa baru Rutgers College, menanggapi bahwa kloning amat menarik, namun dia tidak menemukan kegunaannya.  
B.                 Hubungan Keterikatan dengan Ilmu Lain

Biologi dan berbagai kaitannya dengan ilmu yang lain

Perkembangan ilmu biologi di bidang cloning telah memiliki keterkaitan dengan ilmu  sosiologi , karena saat tubuh seorang menusia di kloning maka akan tercipta orang yang DNA dan selnya sama / identik namun memiliki sikap yang sangat berbeda , dan kita tau sifat sifat manusia dipelajari dalam pelajaran sosiologi. Namun, bila ditinjau dari ilmu agama, kloning dapat saja memporakporandakan sendi-sendi ajaran agama dan etika universal. Pada tataran ini, kloning tidak saja berada pada ranah ilmu pengetahuan, tetapi lebih jauh dari itu ia telah melakukan loncatan yang cukup jauh terhadap disiplin ilmu lain seperti etika, sosiologi, ekonomi, dan gender. Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning dapat dilihat dari dua sudut pandang berbeda yaitu deontologi dan teleologi. Pada paham deontologi, penilaian etis-tidaknya suatu perbuatan lebih ditekankan kepada perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical imperative-nya. Menurutnya, perbuatan yang secara umum (universal) dinyatakan terlarang, apa pun alasannya tidak boleh dilakukan. Mencuri, membunuh, atau berbohong adalah perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik atau jahat, dan karena itu tidak boleh dilakukan meskipun tujuannya, misalnya, untuk menyelamatkan orang lain. Sebaliknya paham teleologi lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju dari perbuatan itu. Kalau tujuannya berupa suatu kebaikan, perbuatan itu masih diperbolehkan untuk dilakukan. Seperti mencuri, membunuh, dan berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang diperbolehkan.

C.                 Kloning dan kaitannya terhadap kehidupan sehari – sehari
-          Manfaat kloning pada kehidupan sehari – hari
1.      Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
2.      Untuk mendapatkan, mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
3.      Untuk tujuan diagnostik dan terapi
4.      Untuk membantu pasangan infertil mempunyai keturunan

-          Kerugian kloning pada kehidupan sehari – hari  :
1.      Menentang agama dan syara islam karena dalam hal penciptaan kehidupan adalah urusan Allah SWT.
2.      Menentang sunah Rasul, karena dengan adanya kloning kemungkinan tidak akan terjadi pernikahan.
3.      Ada kecendrungan melakukan onani atau masturbasi atau berzina yang sangat dilarang keras dalam Islam.
4.      Dekadensi moral dan kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian juga akan bermasalah.


REFERENSI