A.
KLONING
Oleh : SATRI DARNI
NIM : 1205136535
Belakangan ini telah berkembang
satu teknologi baru yang mampumemduplikasi makhluk hidup dengan sama persis, teknologi
ini dikenal dengannama teknologi kloning. Secara harfiah, kata “klon”
(Yunani: klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses
pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik
secara genetik. Kloning itu sendiri telah berhasil dilakukan pada tanaman
sebagaimana pada hewan yang terjadi tepatnya pada era 90-an yaitu pada tanggal
5 Juli 1996. Seekor Domba melahirkan seekor anak yang pada prosesnya tidak
nampak ada suatu keistimewaan dan berlangsung secara normal. Kemudian seekor
Domba betina yang lucu lahir dan diberi nama Dolly (diambil dari penyanyi
country Inggris, Dolly Parton).
Namun, perhatian istimewa segera hadir sesaat
pengumuman secara resmi yang dilakukan tujuh bulan kemudian di Institut Roslin, Skotlandia, 24 Pebruari
1997. Dua hari kemudian diulas di majalah ilmu pengetahuan bergensi, Nature, 26
Pebruari 1997. Keistimewaannya muncul dari kenyataan bahwa Dolly hadir dari
proses yang melibatkan banyak campur tangan manusia. Sedangkan pada manusia ternyata kloning juga
berhasil diterapkan yaitu manusia kloning pertama di dunia yang bernama Eve
yang lahir pada 26 Desember 2002 yang diciptakan oleh Klain Clonaid perusahaan
Biotek di Bahama (sebuah perusahaan yang didirikan oleh sekte keagamaan
Paelins). Eve merupakan bayi kloning pertama yang lahir dari 10 implan. Dari
ke-10 implan tersebut, 5 produk implan itu gagal, dan kelahiran ke-4 bayi yang
lainnya menyusul setelah selang waktu tertentu dari Eve.
Keberhasilan
kloning dari sel domba dan sel manusia itu menjadi contoh paling dramatis
penemuan ilmu pengetahuan yang segera menjadi isu publik. Berbagai reaksi
dengan pro dan kontra segera berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Terobosan
keilmuan ini segera mengundang reaksi dari setiap masyarakat agamawan diseluruh
dunia. Hamad Ahmad Chebli,
Imam Masyarakat Islam Jersey Pusat, meyakini kemungkinan pengklonan manusia
merupakan suatu penghujatan terhadap Tuhan. "Islam tidak menganjurkan
kloning sama sekali," ujar Chebli. "Kehidupan adalah ciptaan Allah;
tak ada perlunya bagi ummat manusia bermain-main dengan jenis ilmu pengetahuan
ini." Sementara pandangan di kabinet Mesir terbagi atas riset kloning ini
bahwa para petinggi keagamaan tidak dapat menerimanya sementara Menteri
Kesehatan mengatakan bahwa itu merupakan suatu isu ilmiah yang tidak ada
sangkut-pautnya dengan Islam. "Eksperimen kloning pada manusia adalah
haram dan ditolak oleh masyarakat, agama dan moralitas," kata Menteri
Urusan Agama Mahmud Hamdi Zakzouk pada pertemuan kongres politik Partai
Demokratik Nasional yang berkuasa. Tapi Menteri Kesehatan Ismail Sallam
mengatakan pada kongres bahwa kloning merupakan suatu prosedur ilmiah murni
yang tidak merusak penciptaan. "Kita sedang menggunakan sel-sel hidup yang
Allah ciptakan dan bahwa itu telah diatur oleh hukum-hukum ketuhanan untuk
kehidupan," katanya sebagaimana dikutip. Pendapat – pendapat lain pun
bermunculan seperti Suster Jeanne Goyette dari Pusat Katolik pada kampus
College Avenue, percaya bahwa berita ini merupakan suatu langkah awal dalam
pemajuan sumber daya manusia, jika pengetahuan tersebut digunakan dengan cara
yang benar. "Mungkin ada beberapa manfaat dalam mengkloning mamalia,
seperti untuk pengembangan dalam kedokteran," katanya. Meskipun adanya
kemungkinan penggunaan secara genetis mamalia yang diklon dan untuk mengobati
penyakit manusia, dia berharap ini akan tetap menjadi tujuan para ilmuwan dalam
menggunakan teknologi tersebut. "Mereka harus sangat berhati-hati dalam
bidang ini," lanjutnya. "Harus ada kode etik, dan tujuan-tujuannya
harus dinyatakan secara jelas."
Goyette juga menekankan bahwa tak ada manfaat secara genetis dalam
mereproduksi manusia. "Dari perspektif seorang Kristen, saya menyamakan
ini dengan manusia-manusia yang ingin mencoba memainkan peran Tuhan,"
Didier berkata. Dia lebih senang melihat isu ini dari perspektif seorang
penganut Tao. Dalam Taoisme populer,
terobosan ini dapat dilihat sebagai pengendalian alam. Menurutnya, dalam strata
intelektual Taoisme, kloning setiap binatang akan berintereferensi dengan sifat
alamiah kehidupan, dan itu baik secara moral maupun etika tak dapat ditolerir. "Itu
hanyalah kebodohan semata," kata Didier. "Saya tidak melihat adanya
manfaat yang mungkin dari teknologi in. Beberapa pribadi acuh-tak-acuh dengan
bidang ini. Casey Corcoran , seorang
penganut Budha Zen dan seorang mahasiswa baru Rutgers College, menanggapi bahwa
kloning amat menarik, namun dia tidak menemukan kegunaannya.
B.
Hubungan
Keterikatan dengan Ilmu Lain
Biologi dan berbagai kaitannya dengan ilmu yang lain
Perkembangan ilmu biologi di bidang cloning telah memiliki keterkaitan dengan
ilmu sosiologi , karena saat tubuh
seorang menusia di kloning maka akan tercipta orang yang DNA dan selnya sama /
identik namun memiliki sikap yang sangat berbeda , dan kita tau sifat sifat
manusia dipelajari dalam pelajaran sosiologi. Namun, bila ditinjau dari ilmu
agama, kloning dapat saja memporakporandakan sendi-sendi ajaran agama dan etika
universal. Pada tataran ini, kloning tidak saja berada pada ranah ilmu
pengetahuan, tetapi lebih jauh dari itu ia telah melakukan loncatan yang cukup
jauh terhadap disiplin ilmu lain seperti etika, sosiologi, ekonomi, dan gender.
Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning dapat dilihat dari dua sudut
pandang berbeda yaitu deontologi dan teleologi. Pada paham deontologi,
penilaian etis-tidaknya suatu perbuatan lebih ditekankan kepada perbuatan itu
sendiri. Tokoh utama paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical
imperative-nya. Menurutnya, perbuatan yang secara umum (universal)
dinyatakan terlarang, apa pun alasannya tidak boleh dilakukan. Mencuri,
membunuh, atau berbohong adalah perbuatan yang secara umum dianggap tidak baik
atau jahat, dan karena itu tidak boleh dilakukan meskipun tujuannya, misalnya,
untuk menyelamatkan orang lain. Sebaliknya paham teleologi lebih menilai pada
tujuan atau akibat yang dituju dari perbuatan itu. Kalau tujuannya berupa suatu
kebaikan, perbuatan itu masih diperbolehkan untuk dilakukan. Seperti mencuri,
membunuh, dan berbohong untuk menyelamatkan nyawa seseorang diperbolehkan.
C.
Kloning dan kaitannya terhadap kehidupan sehari –
sehari
-
Manfaat kloning pada kehidupan sehari – hari
1.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
2.
Untuk mendapatkan, mengembangkan dan memperbanyak bibit
unggul
3.
Untuk tujuan diagnostik dan terapi
4.
Untuk membantu pasangan infertil mempunyai keturunan
-
Kerugian kloning pada kehidupan sehari – hari :
1.
Menentang agama dan syara islam karena dalam hal
penciptaan kehidupan adalah urusan Allah SWT.
2.
Menentang sunah Rasul, karena dengan adanya kloning
kemungkinan tidak akan terjadi pernikahan.
3.
Ada kecendrungan melakukan onani atau masturbasi atau
berzina yang sangat dilarang keras dalam Islam.
4.
Dekadensi moral dan kehancuran dunia akan
terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian juga akan
bermasalah.
REFERENSI